M.PAI,B 2015 Malang
Talk Fusion Be The Part OF The Moment
Senin, 25 April 2016
Sabtu, 12 Maret 2016
SIFAT-SIFAT MANUSIA DALAM AL-QUR’AN (DALAM SURAH SURAT THA HA AYAT 10, SURAH AL-NUR AYAT 27 DAN SURAH AL-ZUMAR AYAT 8)
SIFAT-SIFAT MANUSIA DALAM AL-QUR’AN
(DALAM SURAH SURAT THA HA AYAT 10, SURAH AL-NUR AYAT 27 DAN SURAH
AL-ZUMAR AYAT
8)
Noor Azmi (15770062)
A. Pendahuluan
Tafsir merupakan salah satu cara untuk
mengetahui makna dalam suatu ayat atau surah dalam al-Qur’an. Tanpa menggunakan
tafsir seseorang akan kesulitan dalam mengungkapkan apa yang seharusnya
diketahui. Walaupun ada yang berpendapat tanpa melewati tafsir seseorang tidak
akan mampu memahami makna terdalam dari al-Qur’an. Kendatipun demikian sebagai
manusia tentu makna “otoritatif” adalah hal yang mutlak bagi-Nya mengetahui apa
yang disampaikan melalui Kalam-nya yakni al-Qur’an. Namun disisi lain al-Qur;an
sendiri memberikan kewenangan bagi pembacanya untuk melakukan sebuah perenungan
yang mendalam mengenai pesan-pesan yang disampaikan. Sebagaimana yang diketahui
dan diyakini, al-Qur’an diturunkan Allah
sebagai petunjuk dan pembimbing mahluk –mahluk disetiap ruang dan waktu.[1]
PARADIGMA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
PARADIGMA PENDIDIKAN
KARAKTER DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Nurul
Azizah (1577009)
A. Pendahuluan
Al-Qur’an merupakan sumber dari seluruh ajaran Islam
sebagai wahyu Allah yang terakhir dan menjadi rahmat, hidayah dan syifa bagi
seluruh manusia. Ia diturunkan Allah kepada nabi Muhammad Saw. untuk
mengeluarkan manusia dari suasana yang
gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus.Dan tidak
bisa disangkal bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci yang di dalamnya banyak
mengajarkan tentang nilai-nilai pendidikan karakter.
Bahkan Islam merupakan sumber karakter yang
universal. Salah satu konsep dasar bahwa Islam adalah sumber akhlak telah
dikemukakan sendiri oleh Nabi, berkaitan dengan tugas beliau sebagai seorang
utusan Allah “sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Hadits tersebut menunjukan betapa Islam
sangat memperhatikan nilai-nilai akhlak. Akhlak memang menempati posisi yang
sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu
berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlaq
al-karimah[5].
TAFSIR TEMATIK TENTANG SPIRITUAL
TAFSIR
TEMATIK TENTANG SPIRITUAL
Fauzan Tamami (15770017)
A. Pendahuluan
Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi petunjuk bagi
manusia. Al-Qur’an sendiri menyatakan bahwa petunjuk yang dibawanya adalah yang
paling baik dan paling tepat. Oleh karena itu manusia diperintahkan Tuhan agar
memikirkan dan menggali isi Al-Qur’an sehingga hidayah dan pelajaran dapat
dipetik darinya. Usaha manusia untuk memahami Al-Qur’an serta menjelaskan makna
hukum dan hikmah yang terkandung didalamnya, itu disebut tafsir.[1]
Sedangkan cara yang terpikir baik-baik untuk memudahkan pelaksanaan penafsiran
tersebut itulah yang kita sebut dengan metodologi.
Metodologi tafsir dapat diartikan sebagai pengetahuan
mengenai cara yang ditempuh dalam menelaah, membahas dan mereflesikan kandungan
Al-Qur’an secara apresiatif berdasarkan kerangka konseptual tertentu sehingga
menghasilkan suatu karya tafsir yang represensif. Secara historis setiap
penafsiran menggunakan satu atau lebih metode dalam menafsirkan
Al-Qur’an. Metode-metode tersebut tergantung kepada kecendrungan dari sudut
pandang mufasir, serta latar belakang keilmuan dan aspek-aspek lain yang
melingkupinya.
KECERDASAN SPIRITUAL
KECERDASAN SPIRITUAL
Nurisan doloh
(15770064)
A. Pendahuluan
Jika kita amati banyak studi berkaitan dengan
intelegensi, studistudi tersebut menghasilkan perkembangan pesat dalam berbagai
fungsi dan kontroversi apa yang disebut intelegensi, kecerdasan ataupun
quotient. Saat ini pada akhir abad kedua puluh, serangkaian data ilmiah
terbaru, yang sejauh ini belum banyak dibahas, menunjukkan adanya “Q”
ketiga.Gambaran utuh mengenai perbincangan kecerdasan manusia ini dilengkapi
dengan adanya kecerdasan spiritual.Kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan
persoalan makna dan nilai, dan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
makna yang lebih luas.Sejak lahir manusia memiliki fitrah untuk berkembang
sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan fitrah, kecerdasan sudah ada sejak
manusia dilahirkan, tetapi yang mewarnai selanjutnya adalah lingkungan dan
keluarga.Kecerdasan spiritual adalah sangat fundamental sebagai landasan awal
pembentukan generasi. Kecerdasan spiritual seseorang akan memberi pada
intelektualnya (IQ) dan emosionalnya (EQ).
HAK ASASI MANUSIA (HAM) DALAM AL-QUR’AN DAN TAFSIRNYA
HAK
ASASI MANUSIA (HAM)
DALAM AL-QUR’AN DAN TAFSIRNYA
Abdul Rahim Karim
(15770001)
A. Pendahuluan
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak
yang dibawa manusia sejak dia lahir dan melekat padanya sebagai pemberiandari
Allah SWT dan bersifat bebas(merdeka) sehingga harus dihormati, dijaga, dan
dilindungi oleh individu, masyarakat dan negara. Hingga saat ini, masalah Hak
Asasi Manusia (HAM) masih menjadi sebuah polemik yang tak terselesaikan. HAM
seakan-akan menjadi sesuatu yang mahal, yang tidak semua manusia berhak
memilikinya. Sejarah mencatat keadaan dunia sebelum datangnya Al-Qur’an, yaitu
sering terjadinya tindakan diskriminasi terhadap masyarakat minoritas, kaum
perempuaan, dan masyarakat miskin. Contohnya seperti, kebanyakan orang Syria
yang menjual anaknya untuk melunasi hutang mereka, disamping itu, disana sering
terjadi kedzaliman-kedzaliman penguasa dan perbudakan. Atau juga kebiasaan yang
terjadi di bangsa Arab, yang senang mengubur bayi perempuannya secara hidup-hidup,
dll.
Langganan:
Postingan (Atom)