Sabtu, 12 Maret 2016

MEMAKMURKAN BUMI DENGAN PERTANIAN



MEMAKMURKAN BUMI DENGAN PERTANIAN
Hasby Maulidzana Al-Amin (15770051)

A.  Pendahuluan
Al-Qur’an adalah pedoman yang wajib diikuti oleh semua umat muslim dimanapun berada. Al-Qur’an adalah  sumber hukum bagi umat Islam dalam menjalani amal ibadah kepada Allah SWT. Karena dari al-Qur’an lah kita dapat memahami apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan yang dilarangNya. Al-Qura’n juga adalah sebuah bukti keagungan Allah, dengan mukjizat yang Dia turunkan. Maka kita menyadari bahwa sebenarnya tidak mungkin nabi Muhammad SAW yang membuatnya, karena di dalamnya terdapat hal-hal gaib dan wawasan yang luar biasa luas yang tidak mungkin seseorang dapat mengetahuinya dengan sendirinya.

Anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia salah satunya adalah menjadikan bumi ini siap untuk dihuni dengan kesatuan ekosistem yang ada didalamnya. Menurut sebagian ahli, bumi kita ini diperkirakan telah berumur 4600 juta tahun dan bukti tertua menunjukkan mulai adanya kehidupan ditemukan berusia sekitar 3800 juta tahun. Dengan demikian proses yang dilalui oleh bumi untuk siap dihuni menjadi tempat kehidupan memakan waktu sekitar 800 juta tahun.[1]
Salah satu prinsip pokok ekologi adalah keaneragaman kehidupan dan peranannya. Tanpa adanya keaneragaman hayati; tumbuhan, binatang, dan mikroorgnisme yang berbagi dengan manusia, kehidupan yang kita kenal saat ini tidak mungkin ada. Tumbuh-tumbuhan merupakan salah satu unsur keaneragaman hayati tersebut memiliki peran yang sangat besar bagi keberlangsungan hidup semua makhluk. Kehidupan tumbuhan adalah yang pertama muncul dan berkembang didaratan bumi ini. Pada saat ini diduga ada sekitar 280.000 hingga 325.000 jenis tumbuhan yang hidup diatas tanah dan dibawah air[2], 10% diantaranya tumbuh di negeri ini.blebih dari 10.000 spesies pohon tegak di dunia, dan sekitar 25.000 sampai 30.000 spesies tumbuhan berbunga hidup di bumi Indonesia.
Tidak heran bila dalam al- Qur’an terdapat beberapa hikmah kebijaksanaan tentang pertanian yang bisa dijadikan ekosistem dibumi. Secara halus, Allah katakan bahwa ekosistem bumi dan langit diciptakan dalam keseimbangan dan keselarasan.
Maka dari itu, dengan penulisan makalah tematik ini, semoga dapat dijadikan tambahan wawasan maupun bahan bacaan terkait dengan eksistensi tetumbuhan dan pepohonan dalam perspektif Al-Qur’an bisa bermanfaat bagi kita semua.

B.  Pembahasan
1.    Pandangan Islam tentang Alam dan Kedudukan Manusia
a.    Pandangan Islam tentang Alam
Berpegang pada dalil-dalil al-Qur’an, maka alam semesta diciptakan oleh Tuhan untuk kepentingan manusia dan untuk dipelajari manusia sehingga dapat menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai manusia dimuka bumi. Allah berfirman dalam QS. Al-Mulk: 15 yang berbunyi:
uqèd Ï%©!$# Ÿ@yèy_ ãNä3s9 uÚöF{$# Zwqä9sŒ (#qà±øB$$sù Îû $pkÈ:Ï.$uZtB (#qè=ä.ur `ÏB ¾ÏmÏ%øÍh ( Ïmøs9Î)ur âqà±Y9$# ÇÊÎÈ  
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al-Mulk: 15).
Dan juga dalam ayat lain Allah menegaskan pandangan Islam tentang Alam yaitu:
óOs9r& (#÷rts? ¨br& ©!$# t¤y Nä3s9 $¨B Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# x÷t7ór&ur öNä3øn=tæ ¼çmyJyèÏR ZotÎg»sß ZpuZÏÛ$t/ur 3 z`ÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB ãAÏ»pgä Îû «!$# ÎŽötóÎ/ 5Où=Ïæ Ÿwur Wèd Ÿwur 5=»tGÏ. 9ŽÏZB ÇËÉÈ  
Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan. (Q.S Luqman: 20).
Dari penjelasan ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya Allah menciptakan manusia untuk hidup dimuka bumi ini dengan disertai bekal yang cukup demi kelangsungan hidupnya, yaitu segala sesuatu di alam ini diciptakan untuk kepentingan manusia.[3]
b.   Kedudukan Manusia
Menurut Hamdani Ihsan, ada nenerapa hal penting dalam menjelaskan beberapa kedudukan manusia, diantaranya yaitu:[4]
1)   Manusia Sebagai Pemanfaat Dan Penjaga Kelestarian Alam
Manusia merupakan ujung tombak kelestarian alam yang tak terlepas dengan lingkungan hidup. Karena lingkungan hidup merupakan keterpaduan lingkungan holistik, evolusioner dan interaksi antara ekosistem, yang bermoral alam dengan sosiosistem yang bermoral manusia.[5]
Allah telah melengkapi manusia dengan potensi-potensi rohaniah yang lebih dari pada makhluk hidup yang lain, terutama potensi akal. Maka manusia juga dibebani tugas dengan memanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya dengan memelihara dan melestarikan alam ini dan dilarang untuk merusaknya.[6]
2)   Manusia Sebagai Peneliti Alam
Allah memerintahkan kepada manusia agar menggunakan akalnya untuk mempelajari alam semesta dan dirinya sendiri, dan juga untuk kemanfatan hidupnya. Dan juga untuk mengagungkan nama Tuhannya yang telah menciptakan dirinya (beriman kepada Allah).[7]
3)   Manusia Sebagai Khilafah (Penguasa) Dimuka Bumi
Manusia diberi kedudukan oleh Tuhan sebagai penguasa dan pengatur dimuka bumi ini. Akan tetapi, kepemimpinan dan kekuasaan manusia harus diletakkan dalam kerangka eksistensi manusia yang bersifat sementara, sehingga dapat dihindari kecenderungan pemutlakan kepemimpinan atau kekuasaan, yang akibatnya dapat merusak tatanan dan harmoni kehidupan.[8]
4)   Manusia Sebagai Makhluk Yang Paling Tinggi Dan Paling Mulia
Manusia telah dibekali akal untuk digunakan berfikir dan dimulyakan karna diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna.
5)   Manusia Sebagai Hamba Allah
Sebagai makhluk yang dicipta, manusia memiliki kedudukan ganda yaitu sebagi hamba Allah dan sebagai khalifah (penguasa) dimuka bumi. Akan tetapi, pada hakikatnya manusia dan makhluk lainnya diciptakan hanyalah untuk menyembah Allah SWTseperti halnya yang terdapat pada QS. Az-Zariat: 56.
6)      Manusia Sebagai Makhluk Yang Bertanggung Jawab
Setelah dengan kemampuan akalnya manusia meneliti dunianya dan dirinya sendiri, dan kemudian mengerti bahwa hakikat diciptakannya manusia dan alam semesta ini semata-mata hanya untuk menyembah Tuhan. Sebagai konsekuensinya, manusia mendapatkan kedudukan sebagai penguasa dan pengatur dimuka bumi. Maka atar dasar itulah manusia juga dituntut untuk bertanggung jawab terhadap apa-apa yang telah dilakukan entah kerusakan atau kebaikan didunia ini kelak diakhirat.
7)      Manusia sebagai Makhluk yang Dapat Dididik dan Mendidik
Manusia sebagai makhluk yang dapat dididik dapat dipahami dari firman Allah SWT pada Surat yang pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril yaitu Q.S al-Alaq: 1-5 yaitu diseru untuk membaca dan juga pada Q.S al-Baqarah:31 ditujukan kepada nabi Adam yaitu Tuhan mengajarkan kepada nabi Adam nama-nama segalanya.[9]

2.      Hubungan Manusia Dengan Alam
Manusia dan alam sekitar adalah ciptaan Allah kerna al-Qur’an telah menyatakan bahwa segala kejadian di muka bumi dan alam semesta adalah dengan iradat-Nya (kehendak Allah). Al-Qur’an turut menyatakan bahwa setiap apa yang diciptakan oleh Allah di muka bumi ini mempunyai peranan tersendiri.
Manusia yang dinobatkan sebagai wakil Tuhan, bertanggungjawab atas segala pemberian tersebut. Manusia tidak memiliki kewenangan berbuat melampaui aturan-aturan Tuhan, namun ia harus memperhatikan norma-norma universal, berupa tanggung-jawab untuk memelihara dan merawat berbagai karunia yang diberikan Allah, termasuk lingkungan hidup. Dibanding makhluk lain, manusia memang dianggap memiliki kemampuan untuk memelihara keselarasan antara komponen ekosistem, baik ekosistem alami maupun ekosistem artifisial.
Seperti halnya yang ditegaskan dalam al-Qur’an QS. ar-Ruum: 41. Dalam artian bahwa keterkaitan antara manusia dengan alam sekitar tergantung pada sikap melestarikannya. Kalau penghuni bumi bertindak buruk, kapanpun dan di manapun, baik Muslim atau non Muslim, maka akan mendapat dampak negatifnya, baik cepat maupun lambat dari apa yang diperbuat.[10]
Salah satu pesan moral melestarikan lingkungan (alam kosmos), agar generasi berikutnya dapam mendayagunakan dengan baik, Allah sering memberikan pesan pada makhluknya agar dapat memperhatikan langit (matahari, bula, bintang, api, cahaya dan awan); memelihara hak asasi manusia (badan, jiwa, harta dan aktifitas manusia); memelihara tanaman (lembu, ternak, pepohonan dan buah-buahan); memelihara air (sungai, sumur, laut). Pesan ini terkandung dalam Al-Qur’an dan makhluk lain pada umumnya.[11]
Dalam suatu riwayat hadist dari Turmudi yang menjelaskan tentang melestarikan lingkungan adalah:
مَنْ اَحْيَ اَرْضًامَيْتَةًفَهِيَ لَهْ (رواه الترمدى)
Barang siapa menghidupkan suatu dibumi yang mati, maka bumi itu bahagia. (HR Turmudi).
Manusia tidak pernah mampu melapaskan ketergantunang akan alam dalam hidupnya semenjak dahulu. Di sisi lain, alam juga memiliki ketergantungan dengan manusia walaupun tak terlalu besar. Berikut beberapa komponen penting dalam alam sekitar seterusnya memperjelaskan dengan lebih terperinci kepentingan hubungan manusia dan alam sekitar:[12]
1)        Manusia
Berpadukan akal dan ajaran Islam yang syumul, manusia menjalankan amanahnya sebagai khalifah di bumi yang tentunya besar dan berat. Dalam masa yang sama ia bukan saja menyempurnakan tanggungjawabnya terhadap Penciptanya, malah terhadap hubungannya dengan alam sekitar. Keperluan manusia untuk hidup di bumi ini memerlukan kepada kehadiran dan kewujudan komponen lain seperti tumbuhan, hewan, air dan lain-lain.
2)   Tumbuhan
Tumbuhan meliputi 27.6% keluasan permukaan bumi, merupakan komponen penting dalam menyeimbangi ekosistem di bumi. Fungsi tumbuhan amat penting untuk menyerap karbon dioksida yang dilepaskan oleh manusia dan haiwan. Di samping itu, menganugerahkan satu elemen yang penting untuk kehidupan komponen lain iaitu melepaskan oksigen ke udara yang hasilnya akan digunakan oleh manusia dan haiwan untuk proses bernafas (proses fotosintesis).
Tumbuhan juga berperanan sebagai pengukuh kepada struktur tanah dari kejadian tanah runtuh, hakisan dan menyerap air hujan yang seterusnya dapat mengurangkan kejadian banjir. Penanaman dan penjagaan tumbuhan digalakkan oleh Islam dan pengusaha akan mendapat pahala sedekah berdasarkan keterangan satu hadist.
3)   Binatang
Selain berfungsi sebagai makanan, haiwan juga digunakan untuk kepentingan manusia seperti membajak, menunggang, membawa muatan dan lain-lain. Penganiayaan terhadap binatang adalah dilarang sama sekali berdasarkan sebuah hadith yang bermaksud: “Seseorang wanita telah disiksa dan dimasukkan ke dalam neraka disebabkan oleh dia yang telah mengurung seekor kucing sehingga mati kelaparan.” Kita juga hendaklah berlaku adil terhadap binatang peliharaan atau binatang-binatang lain. Islam melarang sebarang aktiviti yang menggunakan binatang sebagai objek bersukaria dan pemuasan nafsu seperti berlawan sesame sendiri atau sasaran memanah. Dalam menjalankan tanggungjawab sebagai pentadbir alam, manusia perlu menjaga hubungannya dengan haiwan supaya tidak berlaku kerosakan atau penganiayaan yang berleluasa terhadap kehidupan fauna ini.

4)   Bumi (tanah)/ matahari/ langit dan lain-lain
Komponen-komponen ini dijadikan oleh Allah untuk kemudahan manusia dan kegunaan komponen-komponen lain. Di antara bukti-bukti kekuasaan Allah yang terdapat pada alam disebut di dalam al-Qur’an mafhumnya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaaannya diciptakan kamu dari tanah kemudian kamu menjadi manusia yang berkembang biak.” Kemudian Allah menyatakan tentang kejadian langit dan bumi yang padanya terdapat tanda-tanda serta pelbagai rahsia supaya manusia dapat berfikir dan mengungkap segala rahsia kejadian alam Ini merupakan sebahagian daripada ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang kejadian komponen ini dan fungsi-fungsinya.
5)   Air
Air berkepentingan untuk alam khususnya kepada manusia untuk bersuci dan beribadat, Sebagai sumber minuman yang utama serta siraman kepada tumbuh-tumbuhan.  Air menurut  Kamus  Besar Bahasa Indonesia adalah benda cair yang biasa terdapat disumur, sungai, danau, dan yang mendidih pada suhu 100% C.[13] Selain itu, air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain.  Sedangkan diluar bumi atau planet lain berbentuk gas atau es.[14]
6)   Angin
Seterusnya Allah menerangkan fungsi kejadian angin sebagaimana firman-Nya yang bermaksud: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah bahawa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebahagian dari rahmatNya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintahNya, mudah-mudahan kamu bersyukur.” Islam menegaskan larangan segala bentuk pencemaran berbentuk udara atau angin sama ada pencemaran bau atau asap/gas. Ini adalah kerana ia akan memberi kesan yang buruk kepada system pernafasan manusia itu sendiri.[15]
Dengan demikan dapat dipahami bahwa dasar-dasar dalam melestarikan lingkungan dan memanfaatkan alam secara bijak untuk kepentingan umat manusia telah digariskan oleh Islam sejak lima belas abad yang lalu. Apa yang dikemukakan diatas merupakan prinsip dasar hubungan manusia dengan alam sekitar, yaitu prinsip pemanfaatan dan sekaligus pelestarian lingkungan alam. Agama memberi motivasi kepada manusia untuk mewujudkan hubungan itu dengan sebaik-baiknya. Karna manusia telah diberi kekuasaan atas dasar timbal balik antara keduanya dengan maksud adanya hubungan yang saling membutuhkan.

3.      Tetumbuhan dan Pepohonan dalam Al-Qur’an
Didalam Al-Qur’an banyak ditemukan kata atau istilah yang terkait dengan tetumbuhan maupun pepohonan, seperti bagian-bagiannya; akar, dahan, batang, ranting dan sebagainya, jenis biji-bijian, sayur-sayuran, buah-buahan dan lain sebagainya. Menurut Jamaluddin Husein Mahran, penyebutannya terdapat pada 112 ayat yang tersebar pada 47 surah, terdapat 16 jenis tumbuhan yang disebutkan dalam Al-Qur’an.[16] Menurut Sayyed Abdul Sattar al-Mijji, ayat-ayat yang berbicara tentang tumbuhan dari berbagai aspeknya sebanyak 115.[17]
Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang membicarakan tentang tumbuhan telah mendorong ulama Islam dimasa lalu untuk melakukan kajian sebagaian dari upaya tadabbur terhadap ayat-ayat tersebut.hampir 90% ramuan obat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sejarah Islam mencatat sejumlah nama yang ahli dalam bidang tumbuh-tumbuhan dimasa lalu, antara lain Ibnu Sina yang menulis buku Al-Qanun fii-Tibb dan memasukkan jenis obat-obatan dalam penulisannya, Daud al-Antakiy, Ibnu al-Biytar, dan al-Idrisy. Jauh sebelum itu, Abu Hanifah al-Daynawari yang wafat pada 281 H telah menulis buku “Kitab an-Nabat” yang menganalisis dan menjelaskan jenis tumbuh-tumbuhan termasuk juga manfaatnya dalam pengobatan.[18]
Berikut kosa kata Al-Quran yang terkait dengan tetumbuhan dan pepohonan.
No
Kosa Kata
Arti/Maksudnya
Tempat (Surah) Penyebutannya
1
Abb/أب
Jenis rumput yang dimakan hewan atau segala sesuatu yang tumbuh di muka bumi
‘Abasa/80: 31
2
Asl/أصل
Bagian dasar yang membuat tumbuh tegak, seperti akar.
Ibrahim/14: 24
3
Afnan/أفنان
Ranting yang lembut
Ar-Rahman/55: 48
4
Akmam/أكمام
Kelopak mayang
Ar-Rahman/55: 11
5
Akl/أكل
Makanan
Ar-Ra’d/13: 4
6
A’jaz/أعجاز
Batang-batang pohon
Al-Qamr/54: 20
7
Baql/بقل
Setiap yang membuat bumi/tanah menjadi hijau
Al-Baqarah/2: 61
8
Basal/بصل
Bawang
Al-Baqarah/2: 61
9
Tin/تين
Buah Tin
At-Tin/95: 1
10
Samar/ثمر
Buah
Al-An’am/6: 99, 141
11
Juruz/جرز
Tanah yang tidak yang tidak terdapat tumbuhan diatasnya. Atau tanah tandus yang tidak dapat menumbuhkan tanaman.
Al-Khaf/18: 8, dan as-Sajadah/32: 27
12
Jannah/جنه
Kebun yang memiliki banyak pepohonan sehingga menaungi dan menutupinya dengan daun dan batangnya. Syurga disebut juga dengan jannah.
Al-Khaf/18: 55 dll
13
Jiz-juzu’/
جذع - جذوع
Batang pohon.
Maryam/23: 23, dan Taha/20: 71
14
Habb-habbah/
حب – حبة
Jenis gandum atau lainnya yang memiliki tangkai.
Al-An’am/6: 99, dan Qaf/50: 9
15
Hars/حرث
Tanaman.

16
Hasad-has’d/
حصاد – حصيد
Panen/saat menuai.
Qaf/50: 9
17
Khardal/خردل
Tumbuhan yang memiliki biji yang sangat kecil.
Al-Anbiya’/21: 47
18
Khudr/خضر
Warna hijau (daun).
Yusuf/12: 43
19
Khamt/خمط
Setiap tumbuhan yang berbuah pahit. Atau buah dari pohon yang berduri.
Saba’/34: 16
20
Duhn/دهن
Hasil perasan dari tanaman yang berlemak, seperti minyak.
Al-Mu’minun/23: 20
21
Rutab/رطب
Kurma yang sudah mulai lembut dan matang.
Maryam/19: 25
22
Rahiq/رحيق
Jenis khomr yang paling bagus.
Al-mutaffifin/83: 25
23
Rumman/رمان
Buah atau pohon delima.
Ar-Rahman/55: 68
24
Rayhan/ريحان
Setiap yang berbau wangi.
Al-Waqi’ah/56: 89
25
Zar-Zuru’/
زرع –  زروع
Tanaman
Ar-Ra’d/13: 4
26
Zaqqum/ زقوم
Pohon dengan buah yang pahit dan bau tidak enak. Bila tersentuh kulit akan melukainya. Disebut oleh Al-Qur’an dalam konteks siksa dineraka. Apakah itu yang dimaksud dengan wallahua’lam.
As-Saffat/37: 62
27
Zanjabil/زنجيل
Jahe
Al-Insan/75: 17
28
Zayt/زيت
Minyak hasil perasan dari zaitun.
An-Nur/24: 35
29
Sidr/سدر
Sejenis pohon bidara.
Saba’/34: 16
30
Sunbulah/سنبلة
Tangai pohon.
Al-Baqarah/2: 261
31
Saq-saq/
ساق – سوك
Batang pohon
Al-fath/48: 29
32
Syajarah/شجرة
Pohon
Ibrahim/14: 24
33
Syat’ahu/شطاه
Sesuatu yang keluar dari tanaman dan bercabang
Al-Fath/48: 29
34
Sibg/صبغ
Bahan pembangkit selera
Al-Mu’minun/23: 20
35
Dari’/ضريع
Jenis makanan penghuni neraka
Al-Ghasyiyah/88: 6
36
Talh/طاح
Pohon pisang
Al-Waqi’ah/56: 29
37
Thal’/طلع
Pohon yang menjulang
Qaf/50: 10
38
‘Asf/عصف
Kulit biji-bijian
Ar-Rahman/55: 12
39
‘Adas/علس
Kacang adas
Al-Baqarah/2: 61
40
‘Asal/عسل
Madu
Muhammad/47: 15
41
‘Urjun/عرجون
Buah anggur
Yasin/36: 209
42
Fakihah-Fawakih/
فاكهة – فواكه
Buah-buahan
Yasin/36: 75
43
Far’/فرع
Pucuk pohon
Ibrahim/14: 24
44
Fatil/فتيل
Tumbuhan yang belum merekah
An-Nisa’/4: 49
45
Fum/فوم
Bawang putih atau gandum
Al-Baqarah/2: 61
46
Qissa’/قثاء
Tumbuhan yang buahnya mirip dengan mentimun
Al-Baqarah/2: 61
47
Qadb/قضب
Sayuran yang dimakan segar, atau pohon yang rantingnya memanjang dan melebar.
‘Abasa/80: 28
48
Qutuf/قطوف
Buah yang sudah matang dan siap dipetik
Al-Insan/76: 14
49
Qitmir/قطمير
Kulit yang lunak menyelimuti biji
Fatir/35: 13
50
Qinwan/قنوان
Tangkai-tangkai yang menjulang
Al-An’am/6: 99
51
Kafur/كافور
Jenis wangian
Al-Insan/76: 5
52
Linah/لينة
Kurma. Atau batang/ranting pohon
Al-Hasyr/59: 5
53
Ma’rusyat/معروشات
Tanaman yang merambat
Al-An’am/6: 141
54
Mann/من
Sejenis madu yang beku dan turun dari langit
Al-Baqarah/2: 57
55
Mar’a/مرعى
Tempat menggembala ternak (padang rumput)
An-Nazi’at/79: 31
56
Nabat/نبات
Tanaman/tumbuhan
Yunus/10: 24
57
Nakhl-Nakhil/
نخل – نخيل
Kurma
Al-An’am/6: 99
58
Nadid-Mandud/
نضيد - منضود
Pohon dengan buah yang bersusun-susun
Qaf/50: 10
59
Nawa/نوى
Biji (kurma)
Al-An’am/6: 95
60
Waraq/ورق
Daun
Al-A’Raf/7: 22
61
Hasyim/هشيم
Tanaman yang kering
Al-Qamar/54: 31
62
Yaqtin/يقطين
Tanaman yang tidak memiliki batang dan melebar diatas tanah seperti mentimun, semangka dll
As-Saffat/ 37: 146
Bagi ilmuan muslim modern, pemaparan pohon dan tumbuhan sedemikian rupa memberikan insprasi untuk membuktikan kebenaran informasi tersebut ditinjau dari ilmu pengetahuan modern. Tetapi bagi masyarakat Arab saat Al-Qur’an diturunkan dengan pengetahuan yang sangat masih sederhana, mereka digugah untuk tunduk pada pesan-pesan yang terkandung didalamnya.

4.      Fungsi dan Manfaat Tetumbuhan dan Pepohonan
Tumbuh-tumbuhan dan pepohonan memiliki banyak manfaat bagi makhluk lain dimuka bumi. Berikut beberapa informasi yang dapat disimpulkan dari Al-Qur’an yang berkaitan dengan fungsi dan juga manfaat tetumbuhan dan pepohonan.
1.    Tumbuhan Sebagai Sumber Makanan
Fungsi tumbuhan sebagai sumber makanan bagi manusia dan hewan dijelaskan di banyak tempat dalam Al-Qur’an, antaralain pada firman-Nya QS. ‘Abasa: 24-32.
̍ÝàZuù=sù ß`»|¡RM}$# 4n<Î) ÿ¾ÏmÏB$yèsÛ ÇËÍÈ   $¯Rr& $uZö;t7|¹ uä!$yJø9$# ${7|¹ ÇËÎÈ   §NèO $uZø)s)x© uÚöF{$# $y)x© ÇËÏÈ   $uZ÷Kt7/Rr'sù $pkŽÏù ${7ym ÇËÐÈ   $Y6uZÏãur $Y7ôÒs%ur ÇËÑÈ   $ZRqçG÷ƒyur WxøƒwUur ÇËÒÈ   t,ͬ!#ytnur $Y6ù=äñ ÇÌÉÈ   ZpygÅ3»sùur $|/r&ur ÇÌÊÈ   $Yè»tG¨B ö/ä3©9 ö/ä3ÏJ»yè÷RL{ur ÇÌËÈ  
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit). Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya. lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu. dan anggur dan sayur-sayuran. Zaitun dan kurma. Kebun-kebun (yang) lebat. dan buah-buahan serta rumput-rumputan. untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
Sepuluh ayat diatas engajak kita untuk mencermati maknan yang kita konsumsi sehari-hari. Ada beberapa fase yang dilalui sampai akhirnya manusia dan hewan memperoleh makanan yang membuat keduanya hidup dan tumbuh, diantaranya yaitu:
a.       Turunnya hujan yang menyirami bumi
b.      Terbelahnya tanah ketika tumbuhan mulai keluar
c.       Keluarnya biji-bijan dan buah-buahan yang dihasilkan oleh tanaman serta padang rumput tempat hewan digembala.
Makanan manusia diperoleh secara langsung baik dari tumbuh-tumbuhan maupun tidak langsung dari hewan dan produk-produknya yang tumbuh dan berkembang dengan memakan tumbuhan. Demikian pula ada sejumlah binatang yang tidak memakan langsung tumbuhan, tetapi daging yang juga berasal dari hewan yang memakan tumbuhan.
Ada sejumlah makanan berupa biji-bijian, sayuran dan buah-buahan sebagai makanan bermanfaat yang disebut oleh Al-Qur’an. Diantara biji-bijian yang disebut diantaranya yaitu:
a.       Al-Habb (QS. ‘Abasa: 27), yaitu jenis biji-bijian yang menjadi makanan pokok manusia, termasuk gandum, jagung, dan beras. Jenis tumbuhan ini kaya akan karbohidrat dan juga protein.
b.      ‘Adas (QS. al-Baqarah: 61), yaitu sejenis kacang-kacangan. Sangat bermanfaat karena mengandung banyak protein hingga mencapai (25%), mineral dan khususnya kalsium dan besi.
Sedangkan jenis sayur-sayuran yang disebutkan dalam Al-Qur’an diantaranya yaitu:
a.       Basal/ bawang merah (QS. al-Baqarah: 61), selain digunakan sebagai bumbu masakan dan sayuran, bawang merah sangat bermanfaat bagi lambung, jantung dan mengontrol gula darah.
b.      Fum (QS. al-Baqarah: 61), sebagian para ahli memahaminya sebagai bawang putih, sebagian lagi sebagai gandum.[19]
c.       Khardal (QS. al-Anbiya’: 47 dan QS. Luqman: 16), yaitu sejenis tumbuhan rumput yang seluruh bagiannya pedas. Sering digunakan sebagai bumbu masakan. Bijinya berdiameter 1mm, karena itu sering digunakan sebagai perumpamaan bagi amal manusia yang akan dihisab sekecil apapun ia.
d.      Yaqtin (QS. as-Saffat: 146), termasuk tumbuhan rumpun curcrbitaceae, jenis curcrbita vulgare. Ketika nabi Yusus pertama kali keluar dari perut ikan paus dalam keadaan sakit dan lapar dipinggir pantai Allah menumbuhkan pohon yaqtin. Selain sebagai pelindung karna memiliki daun yang lebar, pohon yaqtin ini juga termasuk jenis sayuran yang paling bagus, mudah dicerna, dan melelahkan lambung.
Sedangkan jenis pohon dan buah-buahan yang disebutkan dalam Al-Qur’an diantaranya yaitu:
a.       Tin (at-Tin: 1), atau buah ara. Manfaat dan kandungannya buah tin yang telah banyak disampaikan para pakar, antara lain Prof. Jamaluddin Husein dalam bukunya an-Nabatat fil-Qur’anil Karim ia mengatakan bahwa tin yang kering mengandung 75% karbohidrat, 3,1% protein dan 0,2% lemak. Setiap 100 gr menghasilkan 270 kilo kalori yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Di samping itu, buah ini juga kaya akan vitamin A, B1, B2, asam semut/formiat, asam sitrat, sodium, potasium, kalsium, besi (manganese), tembaga (copper) dan fosfor. Ia juga berfungsi melunakkan makanan dan banyak mengandung kadar glukosa yang  bermanfaat bagi tubuh.[20] Sebagian kandungan ini juga pernah diungkap oleh para ahli tafsir terdahulu seperti ar-Razi misalnya mengatakan ia berfungsi untuk membersihkan ginjal dan menggemukkan badan.[21]
b.      Zaitun (QS. an-Nur: 35 dan QS. at-Tin: 1), sejenis tanaman perdu yang banyak tumbuh dikawasan sekitar Laut Tengah. Sebagai bahan makanan buah zaitun mengandung beberapa unsur yang diperlukan manusia, seperti protein yang cukup tinggi, zat garam, besi fosfor, serta fitamin A dan B. Zaitun juga dikenal sebagai tumbuhan untuk penghalus kulit dan digunakan dalam industru sabun. Minyak zaitun juga diketahui memiliki kelebihan yang tidak dimiliki minyak hewani atau nabati lainnya.
c.       Kurma/nakhl,rutab (Maryam: 25 dan al-Mu’minun: 19), pohon phoenix dactylifera, jenis palm yang memiliki batang yang tinggi lurus, tumbuh didaerah tropis. Keistimewaannya banyak sekali. Buahnya manis, dapat dimakan mentah, setengah matang, atau matang, mudah dipetik dan sangat bergizi lagi berkalori tinggi. Ia mengandung sekitar 20% air dan 65% kalori. Masyarakat menjadikan dari buah kurma arak, bijinya makanan unta, sedangkan dari dahan pohon kurma mereka minum airnya. Pelepahnya mereka jadikan bahan kediaman rumah, juga dari pohon mereka jadikan tikar, tali, dan bahkan perlengkapan rumah tangga.[22]
d.      Delima, rumman (QS. al-An’am 99, 141, QS. ar-Rahman: 68), termasuk jenis tanaman Punica granatum Fam Punicaceae. Buah ini juga digunakan sebagai makanan sehat. Kandungan protein dan lemaknya sangat sedikit. Namun ia kaya akan sodim ribivlavin, thiamin, niachin, vitamin c, kalsium dan fosfor. Jusnya mengandung antioksidan yang cukup banyak. Selain sebagai makanan ia juga digunakan sebagai obat-obatan.
Demikian beberapa jenis biji-bijian, sayur-sayuran dan juga buah-buahan yang disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai sumber makanan yang bermanfaat bagi manusia. masih banyak lainnya yang disebutkan disini seperti anggur, pisang, jahe, kafur dan sebagainya.
2.    Tumbuhan sebagai Obat-Obatan
Beberapa jenis tumbuhan yang telah di sebutkan diatas, selain berfungsi sebagai bahan makanan yang dapat dikonsumsi setiap hari juga berfungsi sebagai obat-obatan. Tumbuhan menjadi salah satu sumber utama dalam proses pencegahan dan pengobatan terhadap berbagai penyakit. Dengan pengobatan yang aman, obat obatan yang berasal dari tumbuhan jauh lebih aman dan tidak memiliki efek samping dibanding obat-obat kimiawi. Saat ini, dalam dunia kedokteran modern sering ditemukan efek negatif dari penggunaan obat-obatan kimiawi.
Banyak beberapa jenis tumbuhan yang ditemukan para ahli pad beberapa jenis diatas. Minyak yang dihasilkan pada minyak zaitun misalnya, terbukti sangat baik untuk kesehatan. Beberapa keuntungan minyak zaitun adalahmenjaga kesehatan jantung dan pembulu darah, mencegah kanker dan penyakit arthritis, membantu pertumbuhan tulang, menurunkan kecepatan proses penuaan, membantu pertumbuhan anak, mengurangi tekanan darah, menurunkan asam lambung dan sebagainya.[23]
Dari dunia tumbuhan juga juga dihasilkan obat yang terdapat pada madu. Surah an-Nahl: 68-69 menyatakan dengan tegas dari sari tumbuhan dan tumbuh-tumbuhan yang diisap oleh lebah dihasilkan madu yang di dalamnya terkandung obat. Allah berfirman:
4ym÷rr&ur y7/u n<Î) È@øtª[$# Èbr& ÉσªB$# z`ÏB ÉA$t6Ågø:$# $Y?qãç/ z`ÏBur ̍yf¤±9$# $£JÏBur tbqä©Ì÷ètƒ ÇÏÑÈ   §NèO Í?ä. `ÏB Èe@ä. ÏNºtyJ¨W9$# Å5è=ó$$sù Ÿ@ç7ß Å7În/u Wxä9èŒ 4 ßlãøƒs .`ÏB $ygÏRqäÜç/ Ò>#uŽŸ° ì#Î=tFøƒC ¼çmçRºuqø9r& ÏmŠÏù Öä!$xÿÏ© Ĩ$¨Z=Ïj9 3 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ZptƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbr㍩3xÿtGtƒ ÇÏÒÈ  
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl: 68-69)
Selain sebagai makanan tambahan, madu mempunyai kedudukan khusus dalam pengobatan tradisional di hampir semua tempat diseluruh dunia. Masyarakat mesir, Asiaria, Yunani dan Roma menjadikan madu sebagai obat luka dan nyeri lambung.  Disamping madu, material ikutan lain dan mempunyai kandungan nutrisi dan vitamin yang tinggi adalah bee pollen. Suatu klinik khusus penyakit perempuan di Austria, menemukan bahwa bee pollen dapat menjadikan makanan tumbuhan yang baik bagi penderita kanker. Sementara di rumah sakit di Weles, Inggris, terbukti bahwa bee pollen efektif untuk mengurangi pembengkakan prostat pada pasien laki-laki.[24]
3.    Tumbuhan sebagai Penghasil Oksigen
Kehidupan di planet ini dimulai dari air di lautan dan samudra. Sementara di daratan kehidupan, menurut dari sebagian ahli berdasarkan fosil yang ditemukan sekitar 450 juta tahun lalu. Kemudian di ikuti oleh makhluk-makhluk lain, seperti hewan dan manusia yang diperkirakan kehidupannya dimulai sekitar 200 ribu tahun lalu. Kehadiran tumbuhan jauh sebelum hewan dan manusia karena ia memiliki peran yang sangat besar dalam melapisi atmosfer bumi dengan oksigen sehingga layak untuk dihuni.[25]
Oksigen adalah bahan bernafas bagi makhluk hidup yang hidup di bumi, termasuk manusia dan bunatang. Apabila tidak ada tumbuhan sebagai penghasil oksigen, maka persediaan oksigen di udara suatu saat akan habis dan hal tersebut akan menjadi akhir dari semua makhluk hidup yang ada dibumi. Fotosintesis merupakan salah satu proses bio kimia yang dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya sehingga akan menghasilkan oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.
Bagian tumbuhan yang paling bertanggung jawab atas terjadinya fotosintetis adalah kloroplas (chloroplast) dan kloropil (chlorophyl). Klorofil berfungsi untuk menukarkan tenaga cahaya matahari kepada makanan pada tumbuhan dalam proses fotosintesis. Pada kloroplas terdapat ribuan kloropil, atau butir hijau daun. Sejumlah ilmuan muslim memahami kata khadir pada Surah al-An’am: 99 dan Surah Yasin: 80 sebagai kloropil dimaksud.[26] Allah berfirman pada Surah Yasin: 80 yang berbunyi:
Ï%©!$# Ÿ@yèy_ /ä3s9 z`ÏiB ̍yf¤±9$# ÎŽ|Ø÷zF{$# #Y$tR !#sŒÎ*sù OçFRr& çm÷ZÏiB tbrßÏ%qè? ÇÑÉÈ  
Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu". (QS. Yasin: 80).
Menurut pakar botanik muslim dari Universitas Suez Canal, Mesir, al-Miliji, ayat ini mengisyaratkan dua peristiwa penting yaitu:
a.       Proses pembentukan energi dari unsur-unsur dalam daun kemudian disimpan dalam bentuk susunan kimiawi yang dikenal dengan anabolism, yang salah satu fenomenanya adalah fotosintesis. Proses itu disimpulkan dari penggalan ayat yang bersembunyi, “allazi ja’ala lakum minasy-syajaril akhdari naran”.
b.      Proses mengeluarkan energi dari unsur kimiawi dalam bentuk energi yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup. Proses yang dikenal dengan catabolism ini terambil dari ungkapan, fa ‘iza antum minhu  tuqidun. Kedua peristiwa ini juga disebut metabolism.[27]
Demikian betapa pentingnya tumbuhan sebagai penghasil oksigen dan unsur lainnya yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup dibumi ini.
4.    Tetumbuhan dan Pepohonan sebagai Peresap Air
Pada QS. al-Mu’minun/23: 18 Allah berfirman:
$uZø9tRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# Lä!$tB 9ys)Î/ çm»¨Ys3ór'sù Îû ÇÚöF{$# ( $¯RÎ)ur 4n?tã ¤U$ydsŒ ¾ÏmÎ/ tbrâÏ»s)s9 ÇÊÑÈ  
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan Sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (QS. al-Mu’minun/23: 18)
Kata fa’askannabu pada ayat diatas menurut pakar tafsir Tunisia, Ibne Asyur, membuatnya menetap dibumi/tanah. Ada dua bentuk menetapnya air ditanah, pertama, menetap untuk masa yang pendek,seperti menetapnya air hujan pada kulit bumi yang dapat menumbuhkan tanaman dan menghasilkan buah-buahan. Kedua, untuk jangka waktu yang panjang, yaitu menetapnya air hujan atau salju yang turun dan meresap kedalam tanah, yang kemudian memancarkan mata air atau sumber setelah digali.[28]
Hikmah lain yang dapat diambil dari ayat ini adalah bahwa kehendak Allah SWT menuntut tersimpannya sejumlah air disamudra dan lautan yang dapat menjamin keseimbangan suhu dimuka bumi dan planet lainnya. Selain itu, air yang diturunkan diatas daratanpun telah ditentukan kadarnya, agar tidak terjadi kelebihan yang dapat menutup seluruh permukaan bumi, atau kekurangannya hingga tidak cukup untuk menyirami bagian yang lainnya.[29]

C.      Penutup
Berdasarkan hasil pemaparan isi makalah yang ditulis, maka dapat diambil kesimpulan dari tafsir tematik tentang pertanian adalah:
1.       Pandangan alam menurut pandangan Islam pada dasarnya yaitu Allah menciptakan manusia untuk hidup dimuka bumi ini dengan disertai bekal yang cukup demi kelangsungan hidupnya yaitu manusianya sendiri.
Dalam kaitan ini manusia memiliki kedudukan dimuka bumi diantaranya yaitu: a) Manusia sebagai pemanfaat dan penjaga kelestarian alam, b) Manusia sebagai peneliti alam, c) Manusia sebagai khilafah (penguasa) dimuka bumi, d) Manusia sebagai makhluk yang paling tinggi dan paling mulia, e) Manusia sebagai hamba allah, f) Manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab, g) Manusia sebagai makhluk yang dapat dididik dan mendidik.
2.      Hubungan antara manusia dengan alam memiliki dua prinsip penting yang dimana merupakan prinsip dasar hubungan manusia dengan alam sekitar, yaitu prinsip pemanfaatan dan sekaligus pelestarian lingkungan alam. Agama memberi motivasi kepada manusia untuk mewujudkan hubungan itu dengan sebaik-baiknya. Karna manusia telah diberi kekuasaan atas dasar timbal balik antara keduanya dengan maksud adanya hubungan yang saling membutuhkan.
3.      Dalam Al-Qur’an banyak ditemukan kata atau istilah yang terkait dengan tetumbuhan maupun pepohonan, seperti bagian-bagiannya; akar, dahan, batang, ranting dan sebagainya, jenis biji-bijian, sayur-sayuran, buah-buahan dan lain sebagainya. Yang tersebar dalam 112 ayat dan 47 ayat.
4.      Secara langsung maupun tidak langsung, fungsi dan manfaat tetumbuhan dan pepohonan ada empat, diantaranya: a) Tumbuhan sebagai sumber makanan, b) Tumbuhan sebagai obat-obatan, c) Tumbuhan sebagai penghasil oksigen, dan d) Tetumbuhan dan pepohonan sebagai peresap air.

D.    Analisis
Dalam mengkaji penulisan makalah tematik ini, secara khusus terasa sangat indah jika ternyata salah satu bukti keagungan Al-Qur’an telah mengubah paradigma saya ketika suatu peristiwa di alam semesta ini seluruhnya sudah termuat dalam Al-Qur’anul karim. Secara umum kemukjizatan-kemukjizatan Al-Qur’an banyak memberikan pengetahuan kepada umat baik islam maupun non muslim bayak yang dapat digali dari kemukjizatan Al-quran. Salah satu dari kemukjizatan itu adalah ilmu pertanian yakni botani dan agronomi, bayak yang dapat digali mulai dari berkebun, bercocok tanam, keadaan dimana tumbuhan bisa hidup. Al-quran menjelaskan semuanya dalam mukjizatnya tidak lain adalah untuk dipelajari oleh umat muslim terutama karna Al-qur’an merupakan sumber ilmu  pengetahuan yang tiada kebohonganya, Dalam ruang lingkup Al-quran memiliki keutamaan tersendiri sebagai mukjizat yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad untuk umatnya.
Dari pembahasan tema pertanian ini, penulis merasa sangat tertarik membahas tentang tetumbuhan dan pepohonan yang di mana dalam penafsiran A-Qur’an tema ini telah di bahas. Terkait dengan tetumbuhan maupun pepohonan, seperti bagian-bagiannya telah disebut beberapa kali dalam Al-Qur’an yaitu; akar, dahan, batang, ranting dan sebagainya, jenis biji-bijian, sayur-sayuran, buah-buahan dan lain sebagainya yang tersebar dalam 112 ayat dan 47 ayat..
Tak dapat dipugkiri bahwa manusia memiliki ketergantungan sangat tinggi dengan alam, khususnya tetumbuhan dan juga pepohonan. Akan tetapi pada akhir-akhir ini pelestarian alam yang semakin lambat tahun semakin rusak karna ulah manusia sendiri. Dengan mengetahui bahwa kita harusnya memikirkan segala kenikmatan yang Allah berikan kepada kita dengan mengemban tanggung jawab sebagai penguasa dimuka bumi ini salah satunya untuk menjaga kelestarian tetumbuhan dan pepohonan. Dengan demikian bahwa, penulis dapat menarik benang merah yaitu dari eksistensi tetumbuhan dan pepohonan dalam Al-Qur’an bisa memikirkan segala anugrah terbesar ini.

Daftar Rujukan

Arie Budiman dkk, 2005, Membaca Gerak Alam Semesta, Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI.
Fakhrurrazi, At-Tafsir al-Kabir, Juz 11, 14, 1995, Beirut: Daru Ihya’ at-Turas al-Arabi.
Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2001.
Ibnu Asyur, at-Tahir, 1384 H, at-Tahrir wat-Tanwir, Mesir: ‘Isa al-Babi al-Halabi.
Jamaluddin Husein Mahran, 2002, an-Nabatat fil-Qur’anil Karim,  Kairo: Kementrian Wakaf Mesir.
Martopo, S, 1997, Keserasian Makhluk Hidup, Makalah dalam diskusi Panel Islam dan Lingkungan Hidup, tanggal 19 April 1997.
Muhammad Zaglul an-Najjar, 2007, al-Ard fil-Qur’an, Qatar: Kementrian Urusan Agama Islam.
Muhirdan, Thesis, 2008, Etika Lingkungan Hidup dalam Al-qur’an, Yogjakarta: PPS UIN Sunan  Kalijaga.
Musa Asy’ari, 1992, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam al-Qur’an, Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Pendidikan Islam.
Sayyed Abdul Sattar al-Mijji, 2005, Ilmu an-Nabat fil-Qur’anil Karim, Kairo: Al-Hay’ah al-Misriyyah Al-Ammah lil-Kitab.
Shihab, M. Quraish, 2004, Dia di Mana-Mana, Jakarta: Lentera Hati.
Waryono Abdul Ghafur, 2009, Menyikap Rahasia Al-Qur’an, Yogyakarta: EL SAQ Press.
Zaglul an-Najjar, 2006, an-Nabat fil-Qur’an, Kairo: Maktabah as-Suruq.
Yogo Prasetyo, Interaksi Manusia Dengan Alam Sekitar, http://yogoprasetyo.blogspot.com/2012/03/interaksi-manusia-dengan-alam-sekitar.html, Sabtu, 31 Maret 2012.


[1] Muhammad Zaglul an-Najjar, al-Ard fil-Qur’an, Qatar: Kementrian Urusan Agama Islam, 2007. Hlm.376.
[2] Arie Budiman dkk, Membaca Gerak Alam Semesta, Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI, 2005. Hlm. 201.
[3]Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2001. Hlm. 50-51
[4]Ibid, Hlm. 51
[5]Martopo, S, 1997, Keserasian Makhluk Hidup, Makalah dalam diskusi Panel Islam dan Lingkungan Hidup, tanggal 19 April 1997. Diakses pada tanggal 30 November 2015 pukul 11.24.
[6]Hamdani Ihsan,Filsafat..., Hlm. 51.
[7]Hamdani Ihsan,Filsafat..., Hlm. 52.
[8] Musa Asy’ari, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam al-Qur’an, Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Pendidikan Islam, 1992. Hlm. 36.
[9]Hamdani Ihsan,Filsafat..., Hlm. 54-58.
[10]Waryono Abdul Ghafur, Menyikap Rahasia Al-Qur’an, Yogyakarta: EL SAQ Press, 2009. Hlm. 271.
[11]Muhirdan, Thesis, Etika Lingkungan Hidup dalam Al-qur’an, Yogjakarta: PPS UIN Sunan  Kalijaga, 2008. Hlm. 7-8

[12]Yogo Prasetyo, Interaksi Manusia Dengan Alam Sekitar, http://yogoprasetyo.blogspot.com/2012/03/interaksi-manusia-dengan-alam-sekitar.html, Sabtu, 31 Maret 2012, diakses pada 29 November 2015, pukul 09.43.

[13]Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta: Gramedia Press, 2010. Hlm. 18.
[14] http://id.wikipedia.org/wiki/Air diakses pada 29 November 2015 pukul 10.02 WIB.
[15]Yogo Prasetyo, Interaksi Manusia Dengan Alam Sekitar, http://yogoprasetyo.blogspot.com/2012/03/interaksi-manusia-dengan-alam-sekitar.html, Sabtu, 31 Maret 2012, diakses pada 29 November 2015, pukul 09.43.
[16] Jamaluddin Husein Mahran, an-Nabatat fil-Qur’anil Karim,  Kairo: Kementrian Wakaf Mesir, 2002. Hlm 7.
[17] Sayyed Abdul Sattar al-Mijji, Ilmu an-Nabat fil-Qur’anil Karim, Kairo: Al-Hay’ah al-Misriyyah Al-Ammah lil-Kitab, 2005. Hlm 18.
[18] Sayyed Abdul Sattar al-Mijji, Ilmu an-Nabat...., Hlm. 18.
[19] Ibnu Asyur, at-Tahir, at-Tahrir wat-Tanwir, Mesir: ‘Isa al-Babi al-Halabi, 1384 H. Hlm 344.
[20] an-Nabatat fil-Qur’anil Karim. Hlm. 56.
[21] Fakhrurrazi, At-Tafsir al-Kabir, Juz 11, 14 Beirut: Daru Ihya’ at-Turas al-Arabi, 1995. Hlm. 8, Lihat juga tafsir al-Khazin 6/467, al-Baidawi, 2/189.
[22] Shihab, M. Quraish, Dia di Mana-Mana, Jakarta: Lentera Hati, 2004. Hlm. 340.
[23] Arie Budiman dkk, Membaca Gerak Alam Semesta..., Hlm. 236-238.
[24] Arie Budiman dkk, Membaca Gerak Alam Semesta..., Hlm. 214-220.
[25] Zaglul an-Najjar, an-Nabat fil-Qur’an, Kairo: Maktabah as-Suruq, 2006. Hlm 155.
[26] Shihab, M. Quraish, Dia di Mana-Mana, Jakarta: Lentera Hati, 2004. Hlm. 329.
[27] Sayyed Abdul Sattar al-Mijji, Ilmu an-Nabat fil-Qur’anil Karim, Kairo: Al-Hay’ah al-Misriyyah Al-Ammah lil-Kitab, 2005. Hlm 115.
[28] At-Tabwir wat-Tanwir..., 9/344.
[29] Al-Muntakhab. Hlm. 922.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar